Kajian dilakukan untuk mengetahui jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sehingga Negara tersebut dapat mengimplementasikan kebijakan perencanaan, pengadaan, penempatan dan pelatihan tenaga kesehatan beserta faktor yang mempengaruhinya berdasarkan kajian cross sectional.
Untuk mengurangi dampak melemahnya ekonomi terhadap tenaga kesehatan maka telah dibuat Kode Global WHO yang bertujuan untuk menciptakan dan mendorong prinsip-prinsip sukarela yang telah ditetapkan untuk acuan bagi pemerintah, semua Negara Anggota dan Stakeholder yang tertarik dalam hal rekrutmen tenaga kesehatan internasional baik yang mengalami kekurangan tenaga kesehatan, respon global terhadap permasalahan imigrasi maupun kerjasama internasional tentang isu-isu yang berkaitan dengan rekrutmen tenaga kesehatan sehingga dapat memperkuat system kerjasama tenaga kesehatan antara kedua Negara.
Ada empat metoda penyusunan yang dapat digunakan dalam hal perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yaitu;
1. Health Need Method
yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan atas epidemiologi penyakit utama yang ada pada masyarakat.
2. Health Service Demand
yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan atas permintaan akibat beban pelayanan kesehatan.
3. Health Service Target Method
yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan atas sarana pelayanan kesehatan yang ditetapkan
4. Ratios Method
yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan pada standar/rasio terhadap nilai tertentu.
Menghitung perkiraan, yaitu dengan cara membagi nilai proyeksi dengan rasio.
Contoh, ratio tenaga kesehatan: tempat tidur di RS Amerika 1:500 (Suseno, 2005)
Pada prinsipnya ada beberapa unsur pokok dalam sub system SDM Kesehatan yaitu Perencanaan, Pendidikan dan Pelatihan, serta Pendayagunaan Kesehatan, sehingga dengan adanya kerjasama antar Negara ini diharapkan :
1. Bersikap adil terhadap tenaga kesehatan
Dengan menekankan pentingnya perlakuan yang setara terhadap tenaga kesehatan migran dan tenaga kesehatan terlatih dalam negeri
2. Pengembangan tenaga kesehatan dan berkelanjutan system kesehatan
Tiap Negara harus mengimplementasikan perencanaan tenaga kesehatan, pendidikan, pelatihan dan strategi retensi yang efektif untuk mempertahankan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kondisi khusus tiap Negara.
3. Kerjasama Internasional
Untuk mendorong kolaborasi antara Negara tujuan dan pengiim sehingga keduannya dapat menerima manfaat dari migrasi tenaga kesehatan Internasional.
4. Dukungan terhadap Negara berkembang
Negara anggota disarankan menyediakan bantuan teknis dan dukungan finansial terhadap Negara berkembang serta mengalami krisis tenaga kesehatan.
Tabel perbandingan untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dipandang dari segi pelayanan kesehatan dan mutu kinerja
No
|
Aspek
|
Pelayanan Kesehatan
|
Mutu Kinerja
|
1
|
Pelatihan yang diberikan secara continue
|
Mampu memberikan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat
|
Professional dibidang pekerjaannya
|
2
|
Pendidikan
|
Dengan bertambahnya pengetahuan dapat memberikan pelayanan yang baik
|
Semakin meningkat
|
3
|
Distribusi Tenaga Kesehatan
|
Penempatan disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki
|
Pelayanan meningkat
|
4
|
Kompensasi
|
Tidak dapat diukur
|
Semakin banyak kompensasi tidak menjamin mutu kinerja akan meningkat
|
5
|
Peralatan Medis
|
Belum bisa dibuktikan jika tidak mengikuti pelatihan penggunaan alat
|
Menurun karena tidak melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab
|
Nama : Betty Andiyarti
NIM : 13/357520/PKU/14121
Minat : SDM Kesehatan
No comments:
Post a Comment