Wednesday, April 2, 2014

Health Workforce Skill Mix And Task Shifting In Low Income Countries: A Review Of Recent Evidence

Riadi Ardian Yuswanto
13/357408/PKU/14106

Judul Artikel : Health Workforce Skill Mix And Task Shifting In Low Income Countries: A Review Of Recent Evidence

Disusun oleh : Richard M Scheffler, dkk

Alasan memilih artikel :
Permasalahan yang diangkat sama dengan permasalahan yang ada di Indonesia dimana satu jenis pekerjaan dapat melakukan pekerjaan lain diluar tupoksinya karena alasan kekurangan tenaga atau pegawai lain tidak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut. Disisi lain pengalihan tugas untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi pekerjaan di Kementerian Kesehatan masih jauh dari harapan.

Gelar :
·      PhD - Economics, New York University, 1971
·      MA - Economics, Brooklyn College, 1967
·      BS - Economics, Hofstra University, 1965

Jabatan dan tempat bekerja :
·      Distinguished Professor, Health Economics and Public Policy
·      Director, Nicholas C. Petris Center
·      Director, Global Center for Health Economics and Policy Research

Ditinjau dari latar belakang gelar dengan konsentrasi ekonomi tidak mirip dengan latar belakang saya sebagai sarjana administrasi Negara dengan konsentrasi sumber daya manusia. Namun bidang public policy dan policy research kesehatan masih berkaitan dengan bidang yang saya minati.

Alasan dibuat Penelitian:
Peneliti mencoba meneliti bagaimana penggabungan skill dan pendelegasian pekerjaan atau transfer ilmu kepada pegawai baru dapat memberikan dampak yang efektis dan efisiensi dana yang dikeluarkan. Peneliti mencoba mencari penjelasan baru untuk memperkuat hipotesa mereka.

THE QUADRANTS OF CARE MODEL FOR HEALTH SERVICES PLANNING

Peneliti :
1.       Dr. Jon P Zubialde, MD
Department of Family and Preventive Medicine, Health Sciences Center, University of Oklahoma, Oklahoma City, OK, US  john-zubialde@ouhsc.edu. Dr. John Pierre Zubialde MD is a male Family Practitioner, has 26 years of experience and practices in Family Medicine and Radiology.

Education & Medical Training :

University of New Mexico Hospital
Residency, Family Practice, 1984 - 1987

Dr. Zubialde has 2 hospital affiliations:
  • OU Medical Center 
  • University Hospital, Oklahoma City, Ok 

2.        Shannon, Kevin  ; Devenger, Nancy 

Department of Community and Family Medicine, Dartmouth-Hitchcock Medical Center, Dartmouth Medical School, Hanover, NH, US 

Alasan tertarik tentang penelitian ini adalah :
Kebijakan dan perencanaan yang baik dalam pelayanan kesehatan memerlukan gambaran yang akurat dari 3 elemen kunci. Pertama adalah kebutuhan dan harapan konsumen kesehatan. Kedua adalah pemahaman yang akurat tentang sumber daya sistem kesehatan. Terakhir adalah struktur dan berbagai pilihan untuk hubungan terapeutik antara pasien dan sistem kesehatan. Artikel ini mengusulkan sebuah konseptualisasi kuadran kebutuhan kesehatan yang dikenal sebagai kuadran model perawatan untuk membantu perencanaan kesehatan lebih eksplisit melihat berbagai hubungan yang efisien antara kebutuhan pasien dengan sumber daya sistem kesehatan.

Alasan peneliti membuat penelitian ini adalah :
Meskipun tidak sering secara eksplisit dijelaskan dalam penelitian pelayanan kesehatan, asumsi yang mendasari kebijakan dan perencanaan dapat meningkatkan atau membatasi kemampuan untuk menciptakan efisiensi dan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan sumber daya sistem kesehatan secara tepat dan efisien merupakan tugas penting pemerintah. Penulis berpendapat banyak asumsi administrasi dan kebijakan didasarkan pada pemikiran yang tidak dapat mengatasi kompleksitas hubungan kesehatan pada saat ini dengan keragaman informasi dan sumber daya kebutuhan yang ada. Kuadran kerangka perawatan merupakan upaya untuk memperluas pemahaman umum tentang sifat variabel kebutuhan kesehatan dengan cara yang dapat langsung diterapkan kepada pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan kebijakan kesehatan.


Wessy Yuliza
13/357561/PKU/14133

Attraction, recruitment and distribution of health professionals in rural and remote Australia: early results of the Rural Health Professionals Program

Alasan:
Saya tertarik dengan artikel ini karena berhubungan dengan perekrutan dan distribusi tenaga kesehatan di daerah pedesaan dan terpencil guna mengatasi masalah akses terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini juga masih menjadi masalah di Indonesia dimana akses terhadap pelayanan kesehatan di derah pedesaan dan terpencil lebih sulit dan salah satu faktornya adalah tenaga kesehatan yang kurang. Dengan membaca artikel ini diharapkan bisa mengambil pelajaran untuk dijadikan contoh yang bisa diterapkan di Indonesia.

Latar belakang pendidikan peneliti :
Tidak terdeteksi tetapi yang jelas mereka anggota dari health workforce australia

Latar belakang penelitian:
Merupakan evaluasi awal adanya program Rural Health Professionals Program untuk memberikan gambaran tentang faktor yang berhubungan dengan perekrutan dan distribusi tenaga kesehatan di daerah pedesaan dan terpencil Australia.
Hasil:
Hasil penelitian ini menyatakan efektivitas intervensi meningkatkan distribusi tenaga kesehatan. Sementara ini memberikan beberapa indikasi awal bahwa program rekrutmen dan retensi tenaga kesehatan berhasil memiliki kapasitas untuk meningkatkan distribusi. Penelitian lebih lanjut dan evaluasi diperlukan untuk mengkonfirmasi dampak program terhadap retensi.

Oleh : Khusnunah Harkanti
NIM  : 13/357949/PKU/14199

Association between health worker motivation and healthcare quality efforts in Ghana

Penelitian ini dilakukan oleh Robert Kaba Alhassan12*, Nicole Spieker3, Paul van Ostenberg4, Alice Ogink3, Edward Nketiah-Amponsah5 and Tobias F Rinke de Wit12

*Penulis Utama : Robert K Alhassan arkabason@gmail.com


1 Noguchi Memorial Institute for Medical Research, University of Ghana, Legon, Ghana
2 Amsterdam Institute for Global Health and Development, University of Amsterdam,  
  Amsterdam, Netherlands
3 PharmAccess Foundation, Amsterdam, Netherlands
4 Joint Commission International (JCI), Chicago, USA
5 Department of Economics, University of Ghana, Legon, Ghana

Penelitian  ini membahas indikator motivasi petugas kesehatan dan menilai asosiasi dengan perawatan yang berkualitas dan keselamatan pasien di Ghana. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi intervensi di tingkat petugas kesehatan yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas di fasilitas kesehatan.

Alasan peneliti ini yaitu Standar pelayanan mutu dan keselamatan pasien umumnya tidak memadai fasilitas kesehatan primer. Demikian juga, tingkat kepuasan staf dengan kondisi kerja yang rendah terutama dalam hal insentif keuangan dan prospek pengembangan karir. Petugas kesehatan di fasilitas swasta dan perkotaan lebih termotivasi oleh kondisi kerja mereka dibandingkan dengan fasilitas umum dan pedesaan.

Not enough there, too many here: understanding geographical imbalances in the distribution of the health workforce

Profil Penulis :
1.  Gilles Dussault adalah Profesor di Institute of Hygiene dan Tropical Medicine (IHMT, Lisbon, Portugal) dan Koordinator WHO Collaborating Centre Kebijakan Tenaga Kerja Kesehatan dan Perencanaan. Sebelum bergabung IHMT pada bulan Agustus 2006, ia bekerja sebagai Senior Specialist Kesehatan di World Bank Institute. Antara tahun 1985 dan 2000, ia adalah Profesor dan Direktur Departemen Administrasi Kesehatan, University of Montreal. Dia telah bekerja terutama pada topik yang terkait dengan regulasi dan manajemen tenaga kerja kesehatan. Dia adalah penulis atau co-penulis 12 buku dan monograf, dan lebih dari 80 artikel dalam jurnal peer-review dan profesional.
2.      Maria Cristina Franceschini adalah Konsultan, Pan American Health Organization, Washington, DC, USA

Penelitian ini berfokus pada dimensi geografis akses dan di salah satu penentu kritis: ketersediaan pegawai yang berkualitas yang mengkaji literatur terbaru tentang determinan, hambatan dan dampak dari strategi yang berusaha untuk memperbaiki ketidakseimbangan geografis, dengan fokus pada studi empiris dari negara berkembang dan negara maju. Dua pendekatan utama yang telah diidentifikasi untuk distribusi geografis dari tenaga kesehatan adalah ekonomi dan normatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menawarkan pemahaman yang lebih baik dari faktor-faktor penentu ketidakseimbangan geografis dalam distribusi tenaga kesehatan, dan untuk mengidentifikasi dan menilai strategi yang dikembangkan untuk perbaikan.
Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah distribusi tenaga kesehatan yang tidak seimbang antara dan di dalam negara adalah masalah seluruh dunia, berlangsung lama dan serius. 
Ketertarikan saya  dengan penelitian ini karena Indonesia yang luas dan medan yang sulit memunculkan kendala besar bagi pelayanan kesehatan dan distribusi yang seimbang dari tenaga kesehatan. Dokter dan perawat yang enggan untuk pindah ke pulau-pulau terpencil dan lokasi hutan yang menawarkan komunikasi yang buruk dengan seluruh negara dan beberapa fasilitas bagi para profesional kesehatan dan keluarga mereka.
Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa dari sudut pandang ekonomi, distribusi tenaga kesehatan adalah fungsi dari pasar tenaga kerja kesehatan. Ketidakseimbangan muncul ketika ada ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja di daerah geografis tertentu. Dari perspektif ini, sebagai upah riil meningkat, profesional kesehatan yang lebih akan bersedia untuk dipekerjakan dan lebih banyak orang akan memasuki profesi kesehatan, terkemuka, dalam jangka panjang, untuk keseimbangan baru dan distribusi yang lebih seimbang profesional kesehatan. Teori ini memprediksi bahwa ketidakseimbangan tenaga kesehatan dapat dicegah dengan membentuk pasar tenaga kerja yang kompetitif.
Namun, telah terbukti bahwa ekonomi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan seorang profesional kesehatan ke mana untuk mencari / praktek nyaProfesional, faktor pribadi, pendidikan dan sosial / berkaitan dengan gaya hidup dapat sangat mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini juga telah menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja kesehatan bukanlah pasar yang kompetitif, karena biasanya ada peraturan entri substansial, asimetri informasi dan kegagalan pasar lainnya.

Pendekatan normatif mendefinisikan ketidakseimbangan dalam hal perbandingan kepadatan staf tertentu dengan beberapa norma standar atau sosialHal ini menyebabkan menekankan peran perencanaan dalam mencapai distribusi yang seimbang sumber daya manusia untuk kesehatan (HRH).
Sementara pandangan normatif berfokus pada kebutuhan dan pasokan sisi pasar tenaga kerja kesehatan, pandangan ekonomi menangani permintaan dan keuangan insentif yang diperlukan sehingga permintaan yang akan cocok dengan pasokan.
Sementara pendekatan lainnya yang mempengaruhi ketidakseimbangan distribusi tenaga kesehatan adalah hasil dari campuran keputusan oleh individu, masyarakat dan pemerintah, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh, profesional, faktor organisasi, ekonomi, politik dan budaya pribadi. Ketidakadilan desa-kota, sistem pendidikan kedokteran yang tidak memadai, migrasi, brain drain publik-untuk-swasta dan insentif pembayaran yang tidak memadai.
Faktor-faktor ini sering saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain dalam banyak hal.
Hasil Penelitian yaitu mengenai langkah-langkah untuk mengatasi ketidakseimbangan geografis adalah (1) Reformasi pendidikan (2) Penggunaan tenaga kesehatan masyarakat dan kader petugas kesehatan (3) Perekrutan dan pelatihan Pedesaan (4) Integrasi pelatihan, pendidikan dan layanan (5) Langkah-langkah pengaturan dan administrasi (6) Insentif keuangan dan profesional (7) Kebijakan nasional yang lebih baik dan perjanjian internasional.

An evaluation of the global network of field epidemiology and laboratory training programmes: a resource for improving public health capacity and increasing the number of public health professionals worldwide

1.      Peneliti : Renee E Subramanian
2.  Tempat Bekerja : The Task Force for Global Health Inc, TEPHINET Program, USA
3.      Alasan saya tertarik dengan judul penelitian tersebut :
a.       Karena sesuai dengan bidang pekerjaan saya sekarang, di bagian Seksi Pengendalian Mutu Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang.
b.      Salah satu TUPOKSI dari seksi Pengendalian Mutu adalah melaksanakan Evaluasi Paska Pelatihan (EPP) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa manfaatnya pelatihan tersebut terhadap individu, tim atau organisasinya dan untuk memberikan umpan balik pada proses perbaikan dan penyempurnaan program pelatihan selanjutnya.
4.      Alasan peneliti membuat penelitian itu adalah :
a.      Penyakit infeksi menular masih menjadi endemis di beberapa Negara di dunia. Oleh karena itu sangat dibutuhkan tenaga kesehatan masyarakat yang profesional untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Salah satu pelatihan yang dilaksanakan oleh donor internasional adalah epidemiology training programmes (FETPs) . Tetapi kenyataan dilapangan, penyakit infeksi menular belum menunjukkan penurunan secara signifikan di banyak Negara yang berdampak pada penguatan kapasitas kesehatan masyarakat global.
b.      Berdasar permasalahan tersebut maka organisasi internasional yang bernama Training Program in Epidemiology and Public Health Interventions Network (TEPHINET) ingin mengadakan evaluasi terhadap mantan peserta pelatihan FETPs. Adapun misi TEPHINET adalah untuk memperkuat kapasitas kesehatan masyarakat global dengan cara mendukung para tenaga kesehatan masyarakat professional dalam bidang epidemiologi melalui pelatihan.  Dimana evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat seberapa efektif pelaksanaan program pelatihan tersebut terhadap peningkatan kapasitas kesehatan masyarakat secara global dan peningkatkan jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang terlatih di seluruh dunia. Adapun hal – hal yang dievaluasi meliputi : unsur-unsur umum dari kurikulum pelatihan , kegiatan utama dan prestasi mantan peserta pelatihan FETP , termasuk kemampuan untuk melaksanakan kegiatan di berbagai  konferensi ilmiah , dan aktivitas jaringan global untuk meningkatkan kualitas pelatihan .

Oleh    : Ajeng Choirin
NIM    :13/357327/PKU/14094

Tracking and monitoring the health workforce: a new human resources information system (HRIS) in Uganda

Alasan memilih artikel ini :
Saya tertarik dengan artikel ini dikarenakan :
1.       Masalah kurangnya ketersediaan data akurat dan dapat dipercaya terjadi juga di Indonesia.
2.       Sistem Informasi SDM akan berperan besar dalam proses perencanaan SDM (mulai dari perekrutan, pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan)
3.       Latar belakang pekerjaan saya yang berhubungan dengan perencanaan dan sistem informasi.

Nama Peneliti    : Julie C Spero
Gelar Terakhir   : MSPH (Master of Science in Public Health)
Pekerjaan           : Spero bekerja sebagai spesialis peneliti HRIS pada IntraHealth International, Chapel Hill, North Carolina, USA.

Alasan membuat penelitian :
Perencanaan tenaga kerja kesehatan berarti penting dalam memastikan bahwa perekrutan, pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan dilakukan seefisien mungkin. Namun, di banyak negara berkembang, data sumber daya kesehatan terbatas, tidak konsisten, kadaluarsa, atau bahkan tidak tersedia. Akibatnya, para pembuat kebijakan tidak menggunakan data yang akurat dan terpercaya untuk membuat keputusan tentang tenaga kerja kesehatan. Data yang tidak akurat dan tidak terpercaya dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan kebijakan penting dalam bidang kesehatan. Sistem Informasi SDM (HRIS) memungkinkan negara untuk mengumpulkan, menjaga, dan menganalisis data tenaga kerja kesehatan.


Oleh : I B M Putra Mahendra (13/357/PKU/14105)

The global pharmacy workforce: a systematic review of the literature

Alasan penelitian ini dilakukan :

Untuk mengidentifikasi masalah-masalah tenaga farmasi secara global yang dapat menghambat tercapainya MDGs


The global pharmacy workforce: a systematic review of the literature



  

  1. Claire Anderson

      Biography

I worked as a pharmacist for seven years both as a hospital clinical pharmacist and a community pharmacist in a small group in Oxford. I then took up a joint appointment as regional postgraduate tutor for Oxford and North West Thames Regional Health Authorities and a lectureship at Department of Pharmacy, King's College of London. I was part time Pharmaceutical Adviser at Buckinghamshire Health Authority in 1992. I eventually became a full time lecturer at King's College and completed my PhD in 1997, "Health Promotion by Community Pharmacists" an evaluation of the Barnet High Street Health Scheme. In 1999 I was appointed to a senior lectureship at Nottingham, promoted to reader in 2002 and then to a personal chair in 2003.
I am head of the division of Social Research in Medicines and Health within the School of Pharmacy.
I am lead for academic and institutional capacity for the International Pharmaceutical Federation Global Pharmacy Education Development Team www.fip.org/education
I am an elected member of the Royal Pharmaceutical Society, English Pharmacy Board and the Royal Pharmaceutical Society National Assembly.

Teaching Summary

Teaching
My main teaching interests are public health,social pharmacy, reserach methods and skills and pharmacy and communication skills
Professional Skills 2: Pharmacist Patient Partnerships in Health & Illness Professional Skills 4: Preparation for Practice,Preparation for Practice
I supervise 60 credit MPharm Projects in University of Auckland, Monash University, Melbourne, Univeristy of Sydney, Ottawa Children's Hospital, Canada , Boots the Chemist.
I have developed student summer exchanges with ten partners in seven countries. I have been awarded British Council PMI2 money to send 10 students for summer placements in India.

Research Summary

As a leading social pharmacy researcher my work focuses on designing and evaluating pharmacy practice and health service models and exploring patient's experiences of using medicines. My research… read more


  1. Nicola Hawthrone
    Division of Social Research in Medicines and Health, School of Pharmacy, University of Nottingham, Nottingham, UK










    Bekerja sebagai farmasis selama 7 tahun baik sebagai farmasis klinis rumah sakit maupun farmasis komunitas pada suatu kelompok kecil di Oxford. Kemudian bergabung sebagai tutor dari Oxford and North West Thames Regional Health Authorities dan sebagai dosen fakultas Farmasi pada King's College of London. Bekerja paruh waktu di Pharmaceutical Adviser at Buckinghamshire Health Authority pada tahun 1992. Menyelesaikan pendidikan S3
    (doktor) pada tahun 1997/ Pada 1999 ditetapkan sebagai dosen senior di Nottingham.
    Kepala divisi Social Research in Medicines and Health within the School of Pharmacy.
    Memimpin tim International Pharmaceutical Federation Global Pharmacy Education Development.

Pengalaman Mengajar

Sangat tertarik dalam mengajar kesehatan masyarakat, farmasi sosial, metode penelitian dan keterampilan komunikasi farmasi.

Keterampilam profesional :


Attraction, recruitment and distribution of health professionals in rural and remote Australia: early results of the Rural Health Professionals Program

Saya tertarik dengan artikel ini karena berhubungan dengan perekrutan dan distribusi tenaga kesehatan di daerah pedesaan dan terpencil guna mengatasi masalah akses terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini juga masih menjadi masalah di Indonesia dimana akses terhadap pelayanan kesehatan di derah pedesaan dan terpencil lebih sulit dan salah satu faktornya adalah tenaga kesehatan yang kurang. Dengan membaca artikel ini diharapkan bisa mengambil pelajaran untuk dijadikan contoh yang bisa diterapkan di Indonesia.

Right time, right place: improving access to health service through effective retention and distribution of health workers

Right time, right place: improving access to health service through effective retention and distribution of health workers


James Buchan12*

  • * Corresponding author: James Buchan 


1 Health Workforce Australia, Adelaide, Australia

2 Human Resources for Health (Ph.D)
Pendidikan :
1. School of Health di Queen Margaret University.
2. Associate at the WHO European Observatory on Health Systems
3. Adjunct Professor at the University of Technology, Sydney, Australia.

Keahlian :
Profesor Buchan memiliki lebih dari dua puluh tahun pengalaman praktek, penelitian kebijakan dan konsultasi SDM dan tenaga kerja strategi dan perencanaan di bidang kesehatan. Ia telah bekerja di seluruh Inggris, dan juga memiliki pengalaman kerja internasional di berbagai negara di Eropa, Afrika, Asia dan Amerika.

Pada tahun 2000/01, ia diperbantukan untuk bekerja pada isu-isu HR di WHO. Dia juga bekerja di Amerika Serikat sebagai Harkness Fellow di University of Pennsylvania.

Alasan saya tertarik dengan artikel ini adalah :
1. Right time dan right place tanpa disadari menjadi suatu masalah yang kompleks bagi SDM kesehatan. Kesalahan dan ketidakjelian pada tahap HRH Planing yaitu tahap penempatan sdm kesehatan pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat sering kali terjadi di lingkungan kerja kita. padahal jika kita benar - benar memperhatikan tahapan ini, akan berdampak pada peningkatan akses pelayanan kesahatan melalui retensi dan distribusi tenaga kesehatan yang efektif.
2. retensi dan distribusi tenaga kesehatan saat ini menjadi sorotan terutama di daerah terpencil. Dan sampai saat ini belum ditemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan adanya artikel ini, membawa suatu wawasan baru mengenai hal – hal yang berpengaruh dibalik retensi dan distribusi tenaga kesehatan yang efektif.


Penelitian ini menarik dari studi di berbagai negara dan memberikan wawasan baru apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan akses terhadap kesehatan melalui kebijakan sumber daya manusia yang lebih efektif , perencanaan dan manajemen . Fokus utama adalah pada distribusi tenaga kesehatan dan retensi .

Retensi dan distribusi tenaga kesehatan yang efektif , keduanya menjadi sorotan di sebagian besar negara , termasuk Australia .Adanya pengakuan bahwa tenaga kesehatan merupakan aspek penting untuk mencapai pelayanan kesehatan yang efektif , terutama di daerah pedesaan dan terpencil dapat menstimulasi tenaga kerja kesehatan untuk berkontribusi dan memberikan hasil yang lebih baik . Retensi dan distribusi kebijakan harus selaras dengan mengubah profil tenaga kesehatan , serta dengan prioritas sistem kesehatan , dan akan terus dikaji secara periodik untuk menilai dampaknya , dengan keterampilan yang tepat - ' pada waktu yang tepat , di tempat yang tepat ' dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

Tujuan penelitian adalah untuk melaporkan analisis baru ( ada alasan yang tidak memuaskan ) , intelijen strategis , dan bukti yang menunjuk ke peningkatan retensi dan distribusi tenaga kesehatan di seluruh dunia . selain itu penelitian ini akan memberikan wawasan baru bagi para praktisi , pembuat kebijakan dan analis yang memiliki tanggung jawab atau kepentingan dalam apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan akses terhadap kesehatan melalui kebijakan sumber daya manusia yang lebih efektif , perencanaan dan manajemen .


Nama : Yunita Fransiska
NIM : 13/357468/PKU/14115


Placement, support, and retention of health professionals: national, cross-sectional findings from medical and dental community service officers in South Africa

  • alasan ketertarikan : pada konteks isu MSDM yang diambil yaitu masalah pemerataan distribusi pelayanan kesehatan dengan program pelayanan masyarakat selama 1 tahun di rural area dan wilayah yang kurang terlayani, bagi tenaga kesehatan profesional.
  • peneliti : seorang calon Phd dari Universitas Witwatersrand, Johannesburg, South Africa yang sebelumnya bekerja di Universitas California San Fransisco.
  • alasan penelitian dilakukan : Meskipun program Pelayanan Masyarakat (Community Service Program) di Afsel telah dilaksanakan sejak tahun 1998 tetapi informasi tentang bagaimana proses penempatannya, dukungan yang diberikan dilapangan dan bagaimana program ini mempengaruhi retensi tenaga kesehatan di rural area dan yang kurang terlayani, masih kurang.
  • Kejanggalan yang terjadi : banyak tenaga kesehatan yang bersedia mengikuti program ini tetapi jarang yang bertahan lama tinggal di wilayah kerjanya. Untuk mengetahui seberapa efektif program ini dalam upaya untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.    


Program inkubasi techno-preneur di UGM. Build Your Dream! http://innovative.ugm.ac.id

How evidence-based workforce planning in Australia is informing policy development in the retention and distribution of the health workforce

Penulis:
Artikel ini ditulis oleh Ian F Crettenden, Maureen V McCarty, Bethany J Fenech*, Troy Heywood, Michelle C Taitz and Sam Tudman, mereka bekerja pada Health Workforce Australia

Alasan penelitian dilakukan:
Penelitian yang dilakukan melalui proyek Health Workforce 2025 oleh HWA ini bertujuan untuk membuat mengembangkan kebijakan tentang perencanaan tenaga kesehatan di Australia yang berbasis bukti.
Metode yang digunakan adalah pemeriksaan data ketersediaan tenaga kesehatan untuk memperkirakan pasokan tenaga kerja dan metode pemanfaatan untuk memperkirakan permintaan tenaga kerja.
Hasil penelitian bahwa dibutuhkan koordinasi, reformasi jangka panjang oleh pemerintah, profesi dan pendidikan tinggi dan pelatihan untuk sektor tenaga kerja kesehatan yang berkelanjutan dan terjangkau. Ini merupakan kebijakan utama yang diidentifikasi untuk mencapai perubahan yang inovasi dan reformasi, imigrasi, kapasitas pelatihan dan efisiensi dan distribusi tenaga kerja.
Teknik yang dikembangkan oleh Australia ini sangat bermanfaat jika diterapkan di Indonesia mengingat banyaknya permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia berkaitan tenaga kerja kesehatan.

By. Essa Nita Ceria
NIM. 13/357560/PKU/14132


Program inkubasi techno-preneur di UGM. Build Your Dream! http://innovative.ugm.ac.id

THE MATCH BETWEEN MOTIVATION AND PERFORMANCE MANAGEMENT OF HEALTH SECTOR WORKERS IN MALI

penelitian ini dilakukan oleh Marjolein Dieleman1*, Jurrien Toonen1, Hamadassalia Touré2 and Tim Martineau3
1 KIT Development, Policy and Practice, Royal Tropical Institute, Amsterdam, The Netherlands
2 Health advisor, UNICEF Mali, Bamako, Mali
3 International Health Research Group, Liverpool School of Tropical Medicine, Liverpool, UK
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat kecocokan antara motivasi dengan pelaksanaan manajemen pada sektor tenaga kesehatan, hal ini berdasarkan bahwa   sebuah  motivasi dan tenaga kesehatan yang berkualitas adalah  hal yang paling penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pelayanan  kesehatan agar  dapat mencapai target pelayanan kesehatan.  Penelitian ini dilakukan  dengan sebuah penyelidikan qualitative study yang terdiri dari : mengadakan 28 wawancara  dan 8 kelompok diskusi. Wawancara ini diikuti oleh sebuah penelitian lintas seksi, yang mana terdapat 370 tenaga kesehatan yang diwawancara. Populasi yang diteliti terdiri dari tenaga kesehatan dari delapan kelompok profesional. Persoalan yang diinvestigasikan adalah: faktor motivasi dan demotivasi serta pengalaman dengan pelaksanaan manajemen, termasuk : gambaran kerja, kelanjutan pendidikan, supervisi, pelaksanaan penilaian dan pengembangan karir.
saya tertarik dengan penelitian ini karena sangat berhubungan dengan pekerjaan saya pada bidang SDM pada POLTEKKES Aceh.

A framework for outcome-level evaluation of in-service training of health care workers

Dr. Gabrielle O’Malley

Pendidikan :
PhD (University of Washington)
MA (Johns Hopkins University)
BA (Smith College)

Keahlian :
Evaluasi program, penelitian formatif, metode kualitatif, antropologi medis, gender, pembangunan ekonomi, analisis jaringan dan sistem kesehatan.

Unit Kerja :
Direktur Operasional bidang Penelitian dan Pengembangan Mutu pada International Training & Education Center for Health (I-TECH).


In-service training merupakan salah satu pendekatan strategis untuk mengatasi kekurangan petugas kesehatan di banyak negara. Pelatihan bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan. Namun, masih belum ada bukti yang mengaitkan kontribusi pelatihan petugas kesehatan ini dalam meningkatkan derajat kesehatan secara langsung di masyarakat.

Maksud penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu kerangka evaluasi pelatihan yang tidak hanya berfokus pada output (evaluasi terhadap peserta pelatihan) tetapi juga berfokus pada hasil (meliputi kinerja di organisasi hingga hasil yang dirasakan langsung di masyarakat). Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah karena belum adanya bukti atau hubungan yang menjelaskan secara langsung mengenai manfaat pelatihan kesehatan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Kerangka yang dihasilkan mencakup sembilan jenis hasil yang bisa dievaluasi, yang dibagi dalam tiga tingkat: individu, organisasi dan sistem kesehatan/populasi. Jenis hasil yang dievaluasi adalah: (1) pengetahuan individu, sikap dan keterampilan, (2) kinerja individu, (3) kesehatan pasien individu, (4) sistem organisasi, (5) kinerja organisasi, (6) kesehatan pasien tingkat organisasi; (7) sistem kesehatan; (8) kinerja tingkat populasi, dan (9) kesehatan tingkat populasi.

--
Dellon Wijaya
NIM. 13/357731/PKU/14163
HP. 0819 429 0528
Pin BB: 26932551

Contoh Alasan Meneliti


Ambil 1 artikel penelitian di Human Resources for Health

  • Saudara tentu saja harus merasa tertarik dengan artikel itu
  • Sebutkan alasan saudara tertarik dengan artikel itu
  • Pelajari gelar dan bidang dari peneliti, serta tempat ia atau mereka bekerja. Bandingkan dengan latar belakang dan bidang saudara sendiri. Saudara sebaiknya mencari peneliti yang mirip dengan latar belakang pendidikan saudara. 
  • Sebutkan alasan mereka membuat penelitian itu? Apakah alasan itu terkait dengan "sesuatu yang janggal", atau sesuatu yang belum dapat dijelaskan, atau karena ada alasan-alasan yang tidak memuaskan sehingga ia membutuhkan penjelasan baru.
Kirim tugas saudara ke mhasanbasri.221122@blogger.com
Judul email anda: isi dengan judul dari artikel yang saudara pilih
Di body dari email: tulis alasan penelitian itu dilakukan. Jika saudara menulis di WORD, copy and past isi tulisan saudara ke body email. Besok kita bahas.