Buat paper

Rangkuman Struktur Paper Posisi

Satu paragraf tentang posisi. Menegaskan pro-kontra dalam pilihan implementasi atau kebijakan yang ada sekarang. Mengambil sikap pro atau kontra.
Dua-tiga paragraf tentang bukti. Memberikan satu atau dua yang menguatkan posisi saudara
Satu paragraf tentang agenda for followup. Menunjukkan bahwa posisi saudara itu cocok dengan setting kemampuan lembaga dan politik setempat saat ini.

Mengapa membuat paper posisi?


  • Menegaskan pentingnya satu argumen dibandingkan dengan argumen yang lain. Setiap isu memiliki banyak faktor yang berkaitan. Pembuat keputusan yang mempertimbangkan faktor-faktor itu akan mampu menghindari persoalan dalam pelaksanaan dan memanfaatkan situasi positif yang mendukung. Posisi paper memberi ruang kepada ahli untuk mencermati isu yang kurang mendapat perhatian tetapi penting agar kebijakan berhasil. Jadi posisi paper merupakan wujud sumbangan peneliti untuk kebijakan atau implementasinya. 
  • Tinjauan kritis terhadap kebijakan yang ada
  • Jurnal menampilkan penelitian yang bagus tetapi peneliti tidak menerjemahkan hasil penelitian mereka untuk kebutuhan sebuah policy maker. Saudara sendiri merasa policy maker itu memerlukan masukan tentang argumen dari penelitian itu. 
  • Pemerintah sering mengambil kebijakan atau implementasi yang menurut kita bermasalah. Posisi paper bisa merupakan ruang untuk kita berpartisipasi mengutarakan kewaspadaan terhadap kebijakan yang diambil. Terhadap kebijakan yang sudah diambil itu, penulis memberikan strategi alternatif yang dianggap lebih masuk akal daripada apa yang diambil oleh pemerintah. 
  • Ada bukti lain. Peneliti memiliki bukti-bukti yang berbeda dan karena itu bisa membuat sikap yang berbeda. Pembuat paper posisi berpikir mempertahankan pendapatnya sesuai bukti dan logika yang ia miliki yang cocok dengan situasi lapangan. Paper posisi penting karena bisa melihat sudut pandang dan konsekuensi yang penting dari sebuah argumen. Paper posisi dapat saling beradu argumen satu sama lain dalam hal kekuatan bukti yang disajikan. Argumen yang diperjuangkan itu akan diuji dengan situasi lapangan.

Bukti mencakup apa?


  • Bukti bisa berwujud paling sedikit 3 hal: penalaran logis, ketajaman dan keunikan, keaslian dari situasi yang diamati.
  • Penalaran di tempat lain

Bukti keberhasilan di tempat lain bisa masuk akal terjadi di tempat kita. Yang penting di sini adalah kita harus bisa memberi alasan jika situasi-situasi kita memiliki kesamaan. Hati-hati menggunakan logika di tempat lain yang sangat berbeda dengan situasi di tempat kita. Sebagai contoh adalah penerapan sistem belajar di negara maju dan negara sedang berkembang. Penerapan belajar mandiri bagus bagi pendidikan tinggi. Jika ia diterapkan di universitas Amerika, mahasiswa di sana sudah kuat dalam logika dan reasoning. Mahasiswa yang sekolah di universitas yang menerapkan sistem ini telah memperhitungkan kondisi mahasiswa yang bisa diterima di sekolah itu. Sistem belajar di sma, gaji untuk dosen yang berpengalaman, kemampuan bahasa inggris mahasiswa, serta fasilitas belajar di kampus bisa menjadi penghalang besar dalam proses belajar mandiri di Indonesia. Contoh yang lain adalah tentang penerapan universal coverage. Untuk mendukung di Indonesia, kita akan lebih tepat merujuk bukti universal coverage di Thailand, China, India, atau Bangladesh, daripada bukti pelaksanaan di Inggris. Situasi di Inggris sangat berbeda dengan kapasitas dan perkembangan sosial ekonomi negara berkembang, termasuk Indonesia.



Ketajaman dan keunikan bukti

Ketajaman terkait dengan bukti yang diperoleh dari penelitian yang sangat hati-hati, dari jumlah kasus yang besar, dilakukan oleh tim ahli yang kredibel di bidang mereka. Keunikan terkait dengan bukti yang jarang tetapi merupakan kasus yang nyata. Orang dapat menggunakan banyak bukti meskipun agak lemah. Untuk situasi seperti itu, yang penting adalah konsistensi dari masing-masing bukti dalam mendukung kesimpulan. Penulis yang lemah memberikan bukti lemah dan tidak konsisten. Mereka bahkan justru membuktikan pendapat yang berkebalikan. Niat mendukung statement a, tetapi bukti malah mendukung statement b.

Bukti langsung dari situasi


Yang mau ditekankan di sini adalah pengalaman lapangan yang unik, yang sangat berbeda dari pengalaman di tempat lain. 


Bagaimana membuat paper posisi yang kuat?

Membandingkan dengan posisi orang lain

  • Bisa memberi bukti yang menolak argumen lain, tetapi mendukung argumen saudara.
  • Kita bisa tajam karena memahami kelemahan dari argumen lain. Jika memiliki informasi yang lemah tentang argumen orang lain, maka kita tidak dapat mendudukkan kehebatan argumen kita dibandingkan dengan argumen orang lain. Memahami argumentasi orang lain secara tidak langsung mengasah argumentasi kita. Argumentasi orang lain akan mendorong kita mencari argumentasi yang lebih spesifik dan lebih meyakinkan. Jika tidak demikian, paper posisi kita akan basi. 

Dukungan eviden


  • Jika kita sudah jelas berposisi, saatnya kita mencari mengumpulkan data untuk menguatkan argumentasi kita. ingat ada hard evidence dan soft evidence. hard evidence terkait data tentang banyak situasi sehingga kita bisa membuat generalisasi (big n). soft evidence menyangkut bukti kasus tetapi dapat diambil pelajaran yang khas dari kasus itu (small n). Dunia ini ternyata lebih menarik jika kita tidak berupaya mengeneralisasi segala sesuatu. dunia ini menjadi indah jika kita justru bisa menunjukkan variasi dan kasus yang berbeda dari daerah ke daerah dan dari satu masa ke masa yang lain.

Bukti yang unik dari kacamata sendiri


  • Kepintaran orang adalah justru menggunakan bukti-bukti yang hanya dia yang memilikinya, karena posisi dan ketajaman yang mampu ia gunakan. Jadi dalam membuat posisi paper, berusaha mencari point yang khas dari penghayatan saudara sendiri. tentu saja hal ini bisa menggunakan penghayatan orang lain yang khas juga, yang luput menjadi perhatian orang lain.

Contoh
  • Pelajari kesederhanaan dari tulisan kecil di surat pembaca di Bulletin of World Health Organization 2006 tentang dual job jobholding (1)
  • Pelajari juga surat pembaca tentang multi tasking d Reproductive Health Matters (2)
  • Pelajari juga editorial saya di Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia (3)⁠⁠

Mubasysyir Hasanbasri

1. Muula AS. Dual job holding by public- sector health professionals may be beneficial to patients. Bulletin of the World Health Organization. 2006;84(April):27514–27514.
2. Berer M. EDITORIAL: Task-shifting: exposing the cracks in public health systems. Reproductive Health Matters [Internet]. 2009 [cited 2013 Oct 5]; Available from: http://www.jstor.org/stable/10.2307/40647605
3. Hasanbasri M. Maksimasi, Free Rider, dan Kegagalan Implementasi Kebijakan. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia [Internet]. 2012;01(03):121–4. Available from: http://jurnal.kebijakankesehatanindonesia.net/images/PDF_Volume/pdf_semua_volume/no_3_sep_2012/00_editorial_sept.pdf



No comments: