Friday, April 25, 2014

Strengthening field-based training in low and middle-income countries to build public health capacity: Lessons from Australia's Master of Applied Epidemiology program

Latar Belakang Penelitian :
Menurut Peraturan Kesehatan Internasional (International Health Regulation), negara-negara perlu memperkuat kapasitas untuk kegiatan surveilans penyakit dan sistem respon melalui penguatan tenaga kesehatan. Salah satunya melalui program pelatihan Epidemiologi Lapangan / Field Epidemiology Training Programmes (FETPs). Banyak negara yang membangun atau meningkatkan program tersebut untuk memenuhi  peningkatan kapasitas tenaga kesehatan yang akan berdampak pada peningkatan kapasitas kesehatan masyarakat dibidang surveilans. Tetapi yang terjadi dilapangan, masih dijumpai angka kejadian penyakit menular masih tinggi terutama di negara-negara berkembang. Hal ini menjadi suatu tantangan besar untuk diketahui masalah apa yang sebenarnya terjadi dibalik fenomena ini. Program FETPs sudah dilaksanakan di banyak Negara di dunia dengan menerapkan model Public Health Schools Without Walls  yang lebih berbasis pendidikan formal di universitas (University-based) dan ditempuh selama 2 tahun dengan gelar Master of Public Health (MPH). Hal inilah yang mungkin menyebabkan pembelajaran  tidak efektif karena tidak disesuaikan dengan masalah yang ditemukan di lapangan dan lebih kepada aturan yang diterapkan global di seluruh dunia. Oleh karena itu peneliti ingin membuktikan bahwa pelatihan berbasis pendidikan formal di universitas (University-based) sangat tidak efektif apabila diterapkan di negara-negara berkembang dan ingin membuktikan bahwa field-based training dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan peningkatan kualitas dan kapasitas tenaga kesehatan di Negara berkembang.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini :
Teori yang mendasari penelitian ini:
1.      Teori Pelatihan :
a) Kirkpatrick (1994) mendefinisikan pelatihan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan, mengubah perilaku dan mengembangkan keterampilan.
b)  Strauss dan Syaless di dalam Notoatmodjo (1998) mengatakan bahwa pelatihan berarti mengubah pola perilaku, karena dengan pelatihan maka akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku. Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar, berguna untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu relatif singkat dan metodenya mengutamakan praktek daripada teori.

2.      Teori Field-based Training
a)      Menurut Patel dan Phillips dalam Schultz (2009)
  Field-based Training menggambarkan pada model pendidikan kejuruan daripada pendidikan profesional. Model pelatihan ini berbasis kondisi di lapangan yang responsif terhadap kehidupan nyata , kebutuhan tempat kerja dan mendorong fleksibilitas antara peserta didik dan profesionalitas yang merupakan bagian dari tim kesehatan masyarakat di tempat kerja.
b)      Menurut Matovu , dkk (2013)
    Program pelatihan berbasis kerja di lapangan sangat efektif untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia. Model pelatihan tersebut menekankan adanya kerjasama antara peserta pelatihan dengan pengajar dari universitas dan lembaga pengawas untuk menyelesaikan tugas tertentu. Pengajar diharapkan secara penuh dapat memberikan bimbingan kepada peserta. Peserta juga diberi kesempatan sesekali untuk melakukan tatap muka di kelas sebagai bagian interaktif dari program pelatihan.
Tabel Perbandingan University-based dan Field-based Training:
ASPEK
University Based (Berbasis Pendidikan Formal)
Field-based Training (Berbasis Lapangan/Tempat Kerja )
Model Pembelajaran
Teori yang diberikan di kelas terlalu banyak, sehingga menyebabkan kebosanan dari peserta dan waktu yang digunakan di lapangan menjadi berkurang. Sistem pembelajaran model ini juga cenderung menghasilkan tenaga kesehatan masyarakat yang umum dan bukan dikhususkan pada penyakit menular yang menjadi fokus utama di negara berkembang.
Teori hanya diberikan selama 3 bulan dengan cara tatap muka di kelas, selebihnya peserta kembali ke tempat kerja/ lapangan.  Peserta lebih banyak bersentuhan dengan dunia nyata di lapangan dengan pendekatan learning by doing dan problem solving. Sistem pembelajaran lebih cenderung berbasis kejuruan daripada pendidikan professional dan lebih dikhususkan kepada pemberantasan penyakit menular.
Kurikulum
Kurikulum terhambat oleh standar fakultas dan terkadang masih banyak intervensi dari negara-negara lain yang tidak sesuai dengan konteks di negara tersebut.
Kurikulum selalu beradaptasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kurikulum akan selalu direvisi dengan melibatkan mentor dari daerah dan  organisasi profesi yang langsung terjun ke lapangan.
Pengajar/mentor
Terbatasnya SDM yang memiliki pehamahan tentang keadaan nyata di lapangan. Karena keterbatasan SDM itulah, terkadang fakultas merekrut pengajar dari negara lain yang juga tidak memahami tentang kondisi sebenarnya/ konteks di negara tsb.
Pengajar melibatkan supervisor dari lapangan/ tempat kerja peserta, sehingga tidak hanya berfungsi sebagai role model, tetapi juga dapat memberikan saran, umpan balik dan dukungan yang menyeluruh kepada para peserta selama proses berlangsung.
Biaya
Biaya yang dikeluarkan cenderung besar karena selama pembelajaran di kelas , peserta tidak mendapat gaji di tempat kerja, sehingga pemerintah masih membayar.
Tidak ada biaya yang dibayarkan kepada peserta selama di tempat kerja, karena mereka sudah mendapatakan gaji. Hal ini dapat menghemat biaya pengeluaran negara.
Koordinasi dan Responsiveness
Karena pembelajaran di kelas terlalu banyak , sehingga apabila terjadi suatu wabah di daerah , peserta kesulitan untuk berkoordinasi dengan daerah dan cenderung tidak responsif (lebih kearah pendokumentasian)
Koordinasi dengan daerah lebih cepat dan Lebih responsif dalam menangani suatu penyakit, karena dari awal hingga akhir pelatihan lebih banyak terjun ke lapangan.
Brain drain (Migrasi lulusan ke luar negeri)
Tingginya angka migrasi lulusan ke luar negeri disebabkan tidak adanya pengawasan dan dukungan yang kuat dari tim supervisor daerah.
Tingkat migrasi lulusan ke luar negeri cenderung rendah, karena diawal peserta sudah didukung kuat oleh tim supervisor daerah .

H0 = Model pembelajaran yang berbasis pendidikan formal (university-based) pada program FETPs efektif untuk meningkatkan sistem survelans dan responsif di Negara berkembang
Ha = Model pembelajaran yang berbasis lapangan (field-based) pada program FETPs efektif untuk meningkatkan sistem survelans dan responsif di Negara berkembang


Nama          : Ajeng Choirin
NIM            :13/357327/PKU/14094


Hipotesis :
Jika perdagangan terjadi, besar kemungkinan dana yang ditransfer dalam jumlah yang kecil  melalui bank dan tercatat secara resmi, transaksi dilakukan jauh dari peristiwa di pengadilan, dan dilakukan secara terbuka, maka :
Ho = kasus Artalita merupakan kasus perdagangan berdasarkan jumlah dana, cara dan waktu transaksi dilakukan
Jika konspirasi terjadi, besar kemungkinan dana yang ditransfer dalam jumlah besar, transfer dananya bersifat cash – tidak tercatat dalam bentuk apa pun, terjadi dekat dengan peristiwa di pengadilan, dan dilakukan secara sembunyi­sembunyi, maka :
Ha = kasus Artalita merupakan kasus konspirasi hukum berdasarkan jumlah dana, cara dan waktu transaksi dilakukan
1.       Yang ingin tanyakan :
  • Apakah semua ciri dalam kasus ini (jumlah dana, cara dan waktu  transaksi) harus dilakukan pengujian reliabilitas variabel pengukurannya terlebih dahulu?
  • Apakah dalam pengujian statistik untuk menolak atau tidak menolak Ho tidak bisa dilakukan hanya untuk satu kasus ?
  • Untuk dikategorikan kasus konspirasi hukum atau perdagangan apakah dapat digunakan variabel-variabel yang digunakan sebagai ciri-ciri kasus dari Artalita ini untuk contoh kasus yang serupa?
enMMohon petunjuk dan terima kasih.

WESSY YULIZA
13/357561/PKU/14133
                                                                
  

pengertian Teori Berdasarkan beberapa ahli


PENGERTIAN TEORI BERDASARKAN BEBERAPA AHLI :
Tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori adalah:
  1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas
  2. Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas
  3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
Berdasarkan ahli :
1.      Teori adalah satu set konstruk, konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik mengenai suatu fenomena dengan menspesifikkan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena; (Wiersma, 1986)
2.      JOHN W. BEST
TEORI pada dasarnya berisi penggambaran hubungan sebab akibat diantara variable – variable. Suatu TEORI di dalam dirinya terkandung keunggulan untuk bisa menjelaskan suatu gejala dan TEORI juga berkekuatan untuk memprediksi sesuatu gejala.
3.      EMORY – COOPER
Teori merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu
4.      PROF. DR. WINARNO SURAKHMAD
TEORI menjalin hasil pengamatan kedalam suatu pengertian utuh yang memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan umum tentang variable – variable dan hubungannya.
5.      SUMARDI SURYABRATA
Teori – teori, konsep – konsep merupakan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba – coba (Trial and Error). Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal tersebut di atas, seseorang harus melakukan penelaahan
kepustakaan. Oleh karena itu, sumber bacaan merupakan bagian dari penelitian yang esensial.
6.      MANNING
Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola yang diamati.
Oleh           : Vera Andriyana
NIM           : 13/ 357519/PKU/14120
MINAT      : SDM.KESEHATAN

REFERENCES

Should I Stay or Should I go? The Impact of Working Time and Wages on Retention in The Health Workforce
1.         Albaugh JA: Keeping nurses in nursing: the profession's challenge for today. Urol Nurs 2003, 23:193–199.
2.         Waldman JD, Kelly F, Sanjeev A, Smith HL: The shocking cost of turnover in health care. Health Care Manage Rev 2004, 29(1):27.
3.         Cohen A, Golan R:  Predicting absenteeism and turnover intentions by past absenteeism and work attitudes: an empirical examination of female employees in long term nursing care facilities. Career Dev Int 2007, 12:416–432.
4.         International Council of Nurses: Global Nursing Shortage: Priority Areas for Intervention. Geneva, Switzerland: International Council of Nurses; 2006:42.
5.         Atencio BL, Cohen J, Gorenberg B: Nurse retention: is it worth it? Nurs Econ 2003, 21:262–299.
6.         Hayes LJ, O'Brien-Pallas L, Duffield C, Shamian J, Buchan J, Hughes F, Spence Laschinger HK, North N, Stone PW: Nurse turnover: a literature review. Int J Nurs Stud 2006, 43:237–263.
7.         Coomber B, Louise Barriball K:  Impact of job satisfaction components on intent to leave and turnover for hospital-based nurses: a review of the research literature.  Int J Nurs Stud 2007, 44:297–314.
8.         Timmermans S, Almeling R: Objectification, standardization, and commodification in health care: a conceptual readjustment. Soc Sci Med 2009, 69:21–27.
9.         Colley H, Henriksson L, Niemeyer B, Seddon T:  Competing time orders in human service work: towards a politics of time. Time Soc 2012, 21:371.
10.     Ylijoki O-H, Mantyla H: Conflicting time perspectives in academic work. Time Soc 2003, 12:55–78.
11.     Ferrinho P, Van Lerberghe W, Julien M, Fresta E, Gomes A, Dias  F: How and why public sector doctors engage in private practice in Portuguese-speaking African countries. Health Policy Plan 1998, 13:332–338.
12.     Dovlo D: Retention and deployment of health workers and professionals in Africa. In Report for the Consultative Meeting on Improving Collaboration between Health Professions and Governments in Policy Formulation and Implementation of Health Sector; Addis Ababa. 28 January to 1 February 2002.
13.     Smigelskas K, Padaiga Z: Do Lithuanian pharmacists intend to migrate? J Ethn Migr Stud 2007, 33:501–509.
14.     Nguyen LR, Nderitu S, Zuyderduin E, Luboga AS, Hagopian A:  Intent to migrate among nursing students in Uganda: measures of the brain drain in the next generation of health professionals. Hum Resour Heal 2008, 6:5.
15.     Tijdens K, De Vries DH, Steinmetz S: Health workforce remuneration: comparing wage levels, ranking, and dispersion of 16 occupational groups in 20  countries. Human Resource Health 2013, 11:11.
16.     Blaauw D, Ditlopo P, Maseko F, Chirwa M, Mwisongo A, Bidwell P,  Thomas S, Normand C: Comparing the job satisfaction and intention to leave of different categories of health workers in Tanzania, Malawi, and South Africa.  Glob Health Action 2013, 6:19287.
17.     Manlove EE, Guzell JR:  Intention to leave, anticipated reasons for leaving, and 12‐ ‐‐ ‐
month turnover of child care center staff. Early Child Res Q 1997, 12:145–167.
18.      Arnold J, Mackenzie Davey K:  Graduates' work experiences as predictors of organizational commitment, intention to leave and turnover: which experiences really matter? Appl Psychol 1999, 48:211–238.
19.     Rambur B, Val Palumbo M, McIntosh B, Mongeon J: A statewide analysis of RNs' intention to leave their position. Nurs Outlook 2003, 51:181–188.
20.     Tzeng HM:  The influence of nurses' working motivation and job satisfaction on intention to quit: an empirical investigation in Taiwan. Int J Nurs Stud 2002, 39:867–878.
21.     Mor Barak ME, Nissly JA, Levin A: Antecedents to retention and turnover among child welfare, social work, and other human service employees: what can we learn from past research? A review and metanalysis. Soc Serv Rev 2001, 75:625–661.
22.     Coward RT, Hogan TL, Duncan RP, Horne CH, Hilker MA, Felsen LM: Job satisfaction of nurses employed in rural and urban long term care facilities.  Res Nursing Health 1995, 18:271–284.
23.     Emberland JS, Rundmo T:  Implications of job insecurity perceptions and job insecurity responses for psychological wellbeing, turnover intentions and reported risk behavior Safety Sci 2010, 48:452–459.
24.     Mishra SK, Bhatnagar D:  Linking emotional dissonance and organisational identification to turnover intention and emotional well-being: a study of medical representatives in India. Hum Resour Manage 2010, 49:401–419.
25.     Bluedorn AC: The theories of turnover: causes, effects and meaning. Res Soc Org 1982, 1:75–128.
26.     Lee TW, Mowday RT:  Voluntarily leaving an organization: an empirical investigation of Steers and Mowday's model of turnover. Acad Manage J 1987, 30:721–743.
27.     Alexander JA, Lichtenstein R, Joo Oh H, Ullman E:  A causal model of voluntary turnover among nursing personnel in long‐ ‐‐ ‐term psychiatric settings.  Res Nurs Health 1998, 21:415–427.
28.     Price JL, Mueller CW: Professional turnover: the case for nurses. Health Syst Manage 1981, 15:1–160.
29.     Mueller CW, Price JL:  Economic, psychological, and sociological determinants of voluntary turnover. J Behav Econ 1990, 19:321–335.
30.      Irvine D, Evans M: Job satisfaction and turnover among nurses: integrating research findings across studies. Nurs Res 1995, 1995(44):246–253.
31.     Kiyak H, Asumen KH, Kahana EF:  Job commitment and turnover among women working in facilities serving older persons. Res Aging 1997, 19:223–246.
32.     Aiken LH, Buchan J, Sochalski J, Nichols B, Powell M: Trends in international nurse migration. Health Aff 2004, 23:69–77
  • Artikel ini sudah disitasi sebanyak 30 kali.
Wessy Yuliza
(13/357561/PKU/14133)

Should I Stay or Should I go? The Impact of Working Time and Wages on Retention in The Health Workforce

ĂĽ Peneliti :
Stephanie Steinmetz (s.m.steinmetz@uva.nl)1
Daniel H de Vries (d.h.devries@uva.nl)1
Kea G Tijdens (k.g.tijdens@uva.nl)2

ĂĽ Instansi :
1Department of Sociology & Anthropology, University of Amsterdam,
Amsterdam, the Netherlands
2Amsterdam Institute for Advanced Labor Studies (AIAS), University of
Amsterdam, Amsterdam, the Netherlands

ĂĽ Alasan tertarik dengan pada penelitian ini :
Karyawan merupakan aset organisasi dan pelaku utama produksi serta pemasaran hasil. Turnover adalah keluar masuknya tenaga kerja dalam suatu organisasi dalam waktu tertentu (Flippo, 1994). Terjadinya turnover di tenaga kesehatan merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh organisasi, karena akan merugikan kinerja organisasi baik dari segi biaya, sumber daya, maupun motivasi karyawan sehingga membawa dampak buruk pada kualitas pelayanan. Oleh karena itu, saya merasa tertarik untuk mengambil topik penelitian ini karena menyangkut pendayagunaan sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan, sehingga organisasi atau pemerintah tidak hanya mengatur tentang pendistribusian, pemanfaatan dan pengembangannya tetapi lebih jauh lagi perlu mengatur bagaimana menghindari terjadinya turnover dan cara untuk mempertahankan keberadaan tenaga kesehatan di tempat tugasnya.

ĂĽ Alasan penelitian ini dilakukan :
Turnover jelas memberikan efek negatif dalam organisasi. Terinspirasi oleh pengamatan ini, maka penelitian dilakukan untuk memberikan faktor yang menyebabkan seorang karyawan memilih untuk keluar, didasarkan pada durasi praktik, tugas dan proses (masalah) daripada nilai tukar (upah). Salah satu cara untuk mengetahui penyebab terjadinya turnover ini berfokus pada pengaruh karakteristik kerja, waktu dan upah serta keinginan karyawan untuk tetap bertahan ditempat kerja. Ketika mengikuti kebijakan kenaikan upah , perhatian terhadap isu  waktu bekerja termasuk jam lembur, bekerja paruh waktu, dan kepuasan upah menjadi strategi yang cocok dalam mengelola retensi tenaga kesehatan.

ĂĽ Metode
Dengan menggunakan data dari survei web WageIndicator (N=5323), tiga model regresi logistik digunakan untuk memperkirakan niat perawat kesehatan karyawan untuk tinggal selama Belgia, Jerman dan Belanda. Model pertama meliputi karakteristik kerja-waktu mengontrol satu set variabel sosiodemografi, kategori pekerjaan, promosi dan terkait karakteristik organisasi terkait. Model kedua menguji dampak karakteristik-upah terkait dan model yang ketiga meliputi kerja-waktu dan aspek-upah terkait.

Wessy Yuliza
(13/357561/PKU/14133)

Logika Penelitian Kasus Artalita


Wrong Schools or Wrong Students? The Potential Role of Medical Education in Regional Imbalances of the Health Workforce in the United Republic of Tanzania

Nama          : Ratih Dwi Wulandari
NIM  : 13/357536/PKU/14123

Wrong Schools or Wrong Students? The Potential Role of Medical Education in Regional Imbalances of the Health Workforce in the United Republic of Tanzania
Beatus K Leon, Julie Riise Kolstad

REFERENSI

Agyei-Baffour, P., Kotha, S. R., Johnson, J. C., Gyakobo, M., Asabir, K., Kwansah, J., … Kruk, M. E. (2011). Willingness to work in rural areas and the role of intrinsic versus extrinsic professional motivations - a survey of medical students in Ghana. Retrieved from http://www.tandfonline.com/eprint/8aJha37ws9WYAfWQQYIw/full
B, L. (2005). Maldistribution of the medical workforce in Tanzania: Predictors of willingness for rural medical practice among Tanzanian final year medical students.
Brooks, R. G. M., Walsh, M., Mardon, R. E., Lewis, M., & Clawson, A. (2002). The roles of nature and nurture in the recruitment and retention of primary care physicians in rural areas: a review of the literature.
Dussault, G., & Franceschini, M. C. (n.d.). Not enough there, too many here: understanding geographical imbalances in the distribution of the health workforce. 2006.
Fischer, R. (2008). Measuring Cognition and Motivation Accros Cultural Group. Retrieved from http://www.palgrave-journals.com/jphp/journal/v33/n1s/abs/jphp201243a.html
Hancock, C., Steinbach, A., Nesbitt, T. S., Adler, S. R., & Auerswald, C. L. (2009). Why doctors choose small towns: A developmental model of rural physician recruitment and retention.
Johnson, P., Fogarty, L., Fullerton, J., Bluestone, J., & Drake, M. (2013). An integrative review and evidence-based conceptual model of the essential components of pre-service education. Human Resources for Health, 11(1), 42. doi:10.1186/1478-4491-11-42
Kolstad, J. R. (n.d.). How does additional education affect willingness to work in rural remote areas ? An application on health workers in a low-income context. Retrieved from http://www.uib.no/filearchive/filetopic_wp-0210_1.pdf
Kolstad, J. R. (2010). What affects the career choices of health workers? Four essays on preferences, incentives and career choices in a low-income context.
L, B., S, C., & J, M. (2002). Recruiting and retaining general practitioners in rural areas: improving outcomes through evidence-based research and community capacity building. Centre for health research and practice.
Lehmann, U., Dieleman, M., & Martineau, T. (2008). Staffing remote rural areas in middle- and low-income countries: A literature review of attraction and retention.
Manzi, F., Schellenberg, J. A., Hutton, G., Wyss, K., Mbuya, C., Shirima, K., … Schellenberg, D. (2012). Human resources for health care delivery in Tanzania: a multifaceted problem. Human Resources for Health, 10(1), 3. doi:10.1186/1478-4491-10-3
Pathman, D. E., Dann, T. R. K. R., & Gary Koch. (2004). Retention of Primary Care Physicians in Rural Health Professional Shortage Areas.
Ranmuthugala, G., Humphreys, J., Solarsh, B., Walters, L., Worley, P., Wakerman, J., … Solarsh, G. (2007). Where is the evidence that rural exposure increases uptake of rural medical practice?
Serneels, P. (2005). For Public Service or Money : Understanding Geographical Imbalance in the Health Workforce. Retrieved from http://www.biomedcentral.com/1472-6920/11/56/
Wilson, N. W., Couper, I. D., De Vries, E., Reid, S., Fish, T., & Marais, B. J. (n.d.). A critical review of interventions to redress the inequitable distribution of healthcare professionals to rural and remote areas. 2009.
World Health Organization. (2010). Increasing Access to Health Workers in Remote and Rural Areas Through Improved Retention : Global Policy Recommendation.
Zurn, P., Dal Poz, M. R., Stilwell, B., & Adams, O. (2004). Imbalance in the health workforce. Human Resources for Health, 2(1), 13. doi:10.1186/1478-4491-2-13

Daftar Referensi The match between motivation and performance management of health sector workers in Mali


Koblinsky M, Matthews Z, Hussein J, Mavalankar D: Going to scale with professional skilled care. The Lancet 2006, 368:1377-1386
Shattuck-Willis M, Bidwell P, Thomas S: Motivasi and retention of health workers in developing countries: a systematic review. BMC Health Services Research
Bradley S, McAuliffe E: Mid-level providers in emergency obstetric and newborn health care: factors affecting their performance and retention within the Malawian health system. Biomed Central 2009
Franco LM, Bennett S, Kanfer R: Health sector reform and public sector health worker motivation a conceptual framework. Social Science and Medicine 2002, 54:1255-1266.
World Health Organization: Training Manual on Management of Human Resources for Health. Section I, part A. Geneva 1993.
Dieleman M, Viet Cuong P, Vu Anh L, Martineau T: Identifying factors for job motivation of rural health workers in North VietNam. Human Resources for Health 2003, 1:10. 5 November 2003
Herzberg F: One more time: how do you motivate employees? Harvard Business Review 2003, 81:87-96.
Martinez J: Assessing Quality, Outcome and Performance Management Geneva: World Health Organization; 2001.
Family Planning Management Development Technical Unit: Performance management tool. The Health and Family Planning Manager's Toolkit 1998 [http://erc.msh.org/newpages/english/toolkit/pmt.pdf]. Boston, Massachusetts, USA: Management Sciences for Health
Martinez J, Martineau T: Introducing Performance Management in National Health Systems: Issues on Policy and Implementation London: Institute for Health Sector Development; 2001.
Fort AL, Voltero L: Factors affecting performance of maternal health care providers in Armenia. Human Resources for Health 2004, 2:8. 22 June 2004
Trap B, Todd CH, Moore H, Laing R: The impact of supervision on stock management and adherence to treatment guidelines: a randomized controlled trial. Health Policy and Planning 2001, 16:273-280.
Loevinsohn B, Guerrero ET, Gregorio S: Improving primary health care through systematic supervision: a controlled field trial. Health Policy and Planning 1995, 10:144-153.
Gouvernement du Mali: Cadre Stratégique de la Lutte contre la Pauvreté 2002 [http://povlibrary.worldbank.org/files/Mali_PRSP.pdf]. Bamako: Gouvernement du Mali
Van Lerberghe W, Conceição C, Van Damme W, Ferrinho P: When staff is underpaid: dealing with the individual coping strategies of health personnel. Bulletin of the World Health Organization 2002, 80:581-584.
Stilwell B: Health worker motivation in Zimbabwe (Unpublished paper) Geneva, World Health Organization; 2001.
Alihonou E, Soudé Th, Hounyé F: La motivation et la performance du personnel de santé au Bénin New York: UNICEF; 1998.
Potter C, Brough R: Systemic capacity building: a hierarchy of needs. Health Policy and Planning 2004, 19:336-345.
Gilson L: Trust and the development of health care as a social institution. Social Science and Medicine 2003, 56:1453-1468.

NAMA : SYARIFAH RINA MAYASARI
NIM      : 13/357449/PKU/14112

Referensi artikel “Cost-effectiveness analysis of human resources policy interventions to address the shortage of nurses in rural South Africa “

Nama: Indah Purnama
Nim   : 13/354334/PKU/13875

Penelitian dengan judul artikel "Cost-effectiveness analysis of human resources policy interventions to address the shortage of nurses in rural South Africa " ini sudah dikutip sebanyak 5 (lima) kali.

References :

Nama: Indah Purnama
Nim   : 13/354334/PKU/13875

Penelitian dengan judul artikel "Cost-effectiveness analysis of human resources policy interventions to address the shortage of nurses in rural South Africa " ini sudah dikutip sebanyak 5 (lima) kali.

References :

Anand, S., & Barnighausen, T. (2004). Human resources and health outcomes: crosscountry econometric study. Lancet, 364(9445), 1603e1609.

Blaauw, D., Erasmus, E., Pagaiya, N., Tangcharoensathein, V., Mullei, K., Mudhune, S.,et al. (2010). Policy interventions that attract nurses to rural areas: a multicountry discrete choice experiment. WHO Bulletin, 88(5), 321e400.

Brooks, R. G., Walsh, M., Mardon, R. E., Lewis, M., & Clawson, A. (2002). The roles of nature and nurture in the recruitment and retention of primary care physicians in rural areas: a review of the literature. Academic Medicine, 77(8), 790e798.

BĂ©nabou, Roland and Tirole, Jean. (2006). Incentives and Prosocial Behaviour. American Economic Review, 96(5), 1652-1678.

Besley, Timothy and Ghatak, Maitreesh. (2005). Competition and Incentives with Motivated Agents. American Economic Review, 95, 616-636.

Bradshaw, D. (2008). Determinants of health and related indicators. In: Health Systems Trust (Ed.), South African Health Review. Health Systems trust, Durban.

Breier, Mignonne , Wildschut, Angelique and Mgqolozana, Thando. (2009). Nursing in a New Era The Profession and Education of Nurses in South Africa, Human Sciences Research Council, Cape Town.

Carpenter, Jeffrey and Seki, Erika. (2011). Do Social Preferences Increase Productivity? Field experimental evidence from fishermen in Toyama Bay. Economic Enquiry, 49(2), 612-630.

Clark, SJ, Collinson, MA, Kahn, K, Drullinger, K and Tollman, SM. (2007). Returning home to die: Circular labour migration and mortality in South Africa. Scandinavian Journal of Public Health, 69, 35-44.

Cooper, David J and Kagel, John H. (2013). Other regarding preferences: A selective survey of experimental results. In: John H. Kagel and A. E Roth (Eds.), The Handbook of Experimental Economics. Princeton University Press.

Coovadia, Hoosen , Jewkes, Rachel , Barron, Peter , Sanders, David and McIntyre, Diane. (2009). The health and health system of South Africa: historical roots of current public health challenges. The Lancet, 374(9692), 817-834.

Day, C and Gray, A.M. (2010). Health and related indicators Department of Health. (2006). A national human resources for health planning framework. Pretoria, South Africa: Department of Health.
Day, C and Gray, A.M. (2010). Health and related indicators. In: S Fonn and A Padarath (Eds.), South African Health Review 2010. Health Systems Trust, Durban.

Delfgaauw, Josse. (2007). Dedicated Doctors: Public and Private Provision of Health Care with Altruistic Physicians, Erasmus School of Economics, Erasmus Universiteit Rotterdam. and Tinbergen Institute, Rotterdam.

Delfgaauw, Josse and Dur, Robert. (2008). Incentives and workers' motivation in the public sector. Economic Journal, 118(525), 171-191.
Delobelle, P., Rawlinson, J. L., Ntuli, S., Malatsi, I., Decock, R. et al. (2011). Job satisfaction and turnover intent of primary healthcare nurses in rural South Africa: a questionnaire survey. J Adv Nurs., 67(2), 371-383. doi: 310.1111/j.1365-2648.2010.05496.x. Epub 02010 Nov 05492.

Department for Public Service and Administration. (2008). Occupation Specific Dispensation - Professional Nurse. In: Department for Public Service and Administration (Ed.), Pretoria.

Dussault, G. and Franceschini, M.C. (2007). Not enough there, too many here: Understanding geographical imbalances in the distribution of the health workforce. Hum Resour Health, 4(12), 1-16. Eckel,

Catherine and Grossman, Phillip. (1996). Altruism in Anonymous Dictator Games. Games and Economic Behaviour, 16(2), 181-191.

Erasmus, B. J. (1998). Nursing Professionals' Views on the Workplace. Curationis, 50-57.

Erasmus, B. J. and Brevis, T. (2005). Aspects of the working life of women in the nursing profession in South Africa: survey results. Curationis, 28(2), 51-60.

Fafchamps, Marcel and Shilpi, Forhad. (2009). Isolation and Subjective Welfare: Evidence from South Asia. Economic Development and Cultural Change, 57(4), 641-683.

Forsythe, R., Horowitz, J., Savin, N.E. and Sefton, M. (1994). Fairness in Simple Bargaining Experiments. Games and Economic Behavior, 6, 347-369.

Francois, Patrick and Vlassopoulos, Michael. (2008). Pro-social Motivation and the Delivery of Social Services. CESifo Economic Studies, 54(1), 22-54.

Frehywot, S, Mullan, F, Payne, PW and Ross, H. (2010). Compulsory Service Programmes for Recruiting Health Workers in Remote

a Fenwick, E., Claxton, K., & Sculpher, M. (2001). Representing uncertainty: the role of cost-effectiveness acceptability curves. Health Economics, 10, 779e787.

Gaede, Bernhard and Versteeg, Marije.( 2011). The state of the right to health in rural South Africa. In: Health Systems Trust (Ed.), South African Health Review. Health Systems trust, Durban.

Glaeser, E. L. and Resseger, M.G. (2010). The complementarity between cities and skills. Journal of Regional Science, 50, 221-244.

Gregg, Paul, Grout, Paul A., Ratcliffe, Anita, Smith, Sarah and Windmeijer, Frank. (2011). How important is pro-social behaviour in the delivery of public services? Journal of Public Economics, 95(7–8), 758-766.

Grobler, Liesl , Marais, Ben J. , Mabunda, S. A. , Marindi, P. N. , Reuter, Helmuth et al. (2009). Interventions for increasing the proportion of health professionals practising in rural and other underserved areas. Cochrane Database of Systematic Review(1).

Hall, E. J. (2004). Nursing attrition and the work environment in South African health facilities. Curationis, 27(4), 28-36.

Hammer, J and Jack, W (2002). Designing incentives for rural health care providers in developing countries. Journal of Development Economics, 69(1), 297-303.

Hedges, John. (2002). The Importance of Posting and Interaction with the Education ureaucracy in Becoming a Teacher in Ghana. International Journal of Educational Development, 22(3-4), 353-366.

Health Systems Trust. (2008). South African health review 2008. Durban: Health Systems Trust.
Kanbur, R. and Venables, T. (2005). Spatial Inequality and Development. Journal of Economic Geography, 5(1), 1-2.
Karlan, Dean S. (2005). Using Experimental Economics to Measure Social Capital and Predict Financial Decisions. American Economic Review, 95(5), 1688-1699.

Kolstad, Julie Riise and Lindkvist, Ida. (2012). Pro-social preferences and self-selection into the public health sector: evidence from an economic experiment. Health Policy and Planning.

Lagarde, M., & Blaauw, D. (2009). A review of the application and contribution of discrete choice experiments to inform human resources policy interventions.Human Resources for Health, 7(62).

Lagarde, M., & Cairns, J. (2012). Modelling human resources policies with Markov models: an illustration with the South African nursing labour market. Health Care Management Science, 1e13.

Laven, G. and Wilkinson, D. ( 2003). Rural doctors and rural backgrounds: how strong is the evidence? A systematic review. Aust J Rural Health, 11(6), 277-284.

Lehmann, Uta , Dieleman, Marjolein and Martineau, Tim. (2008). Staffing remote rural areas in middle- and low-income countries: a literature review of attraction and retention. BMC Health Services Research, 8(19), 1-10.

McIntyre, D, Thiede, M, Nkosi, M, Mutyambizi, V, Castillo-Riquelme, M et al. (2007) A critical analysis of the current South African health system, Health Economics Unit, University of Cape Town and Centre for Health Policy, University of the Witwatersrand, Cape Town.

Mokoka, Kgaogelo Elizabeth.  (2007). Factors affecting the retention of professional nurses in the Gauteng Province, University of South Africa, Department of Health Studies, Johannesburg.

Mulkeen, Aidan and Chen, Dandan. (2008). Teachers for Rural Schools. Experiences in Lesotho, Malawi, Mozambique, Tanzania, and Uganda, World Bank, Washington, DC.

Penn-Kekana, Loveday , Blaauw, Duane , San Tint, Khin , Monareng, Desiree and Chege, Jane . (2005). Nursing Staff Dynamics and Implications for Maternal Health Provision in Public Health Facilities in the Context of HIV/AIDS, Centre for Health Policy, School of Public Health, University of the Witwatersrand.

Reid, SJ, Chabikuli, N, Jaques, PH and Fehrsen, GS. (1999). The procedural skills of rural hospital doctors. South African Medical Journal, 89(7), 769-774.

Ross, AJ and Couper, ID. (2004). Rural Scholarship Schemes: A solution to the human resource crisis in rural district hospitals. South African Family Practice 46(1), 5-6.

Rotolo, T and Wilson, James. (2006). Employment Sector and Volunteering: The Contribution of Nonprofit and Public Sector Workers to the Volunteer labour Force. The Sociological Quarterly, 47(1), 21-40.

Russell, L. B., Gold, M. R., Siegel, J. E., Daniels, N., & Weinstein, M. C. (1996). The role of cost effectiveness analysis in health and medicine. Journal of the American Medical Association, 276(14), 1172e1179.

Ryan, M., & Amaya-Amaya, M. (2005). 'Threats' to and hopes for estimating benefits.Health Economics, 14(6), 609e619.

Sempowski, I. P. (2004). Effectiveness of financial incentives in exchange for rural and underserviced area return-of-service commitments: systematic review of the literature. Canadian Journal of Rural Medicine, 9(2), 82e88.

SANC. ( 2008). Geographical Distribution of the Population of South Africa versus Nursing Manpower. South African Nursing Council, Pretoria.

Schoeman, S, Faber, M, Van Stuijvenberg, M, Smuts, CM, Oelofse, A et al. (2010). Primary health care facility infrastructure and services and the nutritional status of children 0 to 71 months old and their caregivers attending these facilities in four rural districts in the Eastern Cape and KwaZulu-Natal provinces, South Africa. South African Journal of Clinical Nutrition, 23(1), 21-27.

Sempowski, I.P. (2004). Effectiveness of financial incentives in exchange for rural and underserviced area return-of-service commitments: systematic review of the literature. Canadian Journal of Rural Medicine, 9(2), 82-88.

Serneels, Pieter , Lindelow, Magnus , Garcia-Montalvo, Jose and Barr, Abigail. (2007). For Public Service or Money: Understanding Geographical Imbalances in the Health Workforce Health Policy and Planning, 22(3), 128-138.

Serra, D., Serneels, Pieter and Barr, A. (2010). Intrinsic Motivation and the Nonprofit Health Sector. Personality and Individual Differences, 31(2), 309-314.

Shisana, O , Hall, E, Maluleke, KR, Stoker, DJ, Schwabe, C et al. (2003). The impact of HIV/AIDS on the health sector: National survey of health personnel, ambulatory and hospitalised patients and health facilities, 2002. Report prepared for the South African Department of Health. HSRC Press, Cape Town.

WHO. (2010). Increasing access to health workers in remote and rural areas through improved retention: global policy recommendations. In World Health Organization,Geneva, Switzerland.

Wibulpolprasert, S., & Pengpaiboon, P. (2003). Integrated strategies to tackle the inequitable distribution of doctors in Thailand: four decades of experience.Human Resources for Health, 1, 12.
Wildschut, A and Mqolozana, T, 2008. Shortage of nurses in South Africa: relative or absolute?, Department of Labour, Pretoria, South Africa.

Wilson, NW , Couper, ID, De Vries, E, Reid, S, Fish, T et al., 2009. A critical review of interventions to redress the inequitable distribution of healthcare professionals to rural and remote areas. Rural and Remote Health, 9(2), 1060.

Zurn, P., Vujicic, M., Lemiere, C., Juquois, M., Stormont, L., Campbell, J., et al. (2011).A technical framework for costing health workforce retention schemes inremote and rural areas. Human Resources for Health, 9(1), 8.

.




6th International Conference on Information Technology and Electrical Engineering. Yogyakarta 7-8 October 2014, http://icitee2014.te.ugm.ac.id. Indexed by IEEEXplore.