Sunday, April 27, 2014

THE MATCH BETWEEN MOTIVATION AND PERFORMANCE MANAGEMENT OF HEALTH SECTOR WORKERS IN MALI

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan,  agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias  mencapai hasil yang optimal.
Pada artikel The Match Between Motivation And Performance Management Of Health Sector Workers In Mali yang ditulis oleh Marjolein Dieleman,dkk, menggunakan dasar teori Frederick Herzberg yaitu teori Motivasi Dua Faktor. Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya adalah kebijakan personalia dan praktek–praktek manajemen perusahaan dimana suatu pekerjaan dilakukan, supervisi teknis yang diterima pada pekerjaan tersebut, hubungan antara individu dengan supervisor dan kolega, dan kualitas kerja. Secara sederhana faktor higiene meliputi gaji, hubungan antara pekerja, jaminan sosial, kondisi kerja dan kebijakan perusahaan. Sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah pencapaian/penyelesaian pada suatu pekerjaan, pengenalan untuk menyelesaikan pekerjaan, sifat pekerjaan dan tugas itu sendiri, kelanjutan dan pertumbuhan dalam kemampuan pekerjaan, atau secara sederhana meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan-­kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan pribadi.


 
Jika dalam situasi kerja faktor-­faktor Hygiene tidak ada, Herzberg merasa bahwa karyawan tidak akan mendapat kepuasan. Namun adanya hygiene faktor juga tidak memotivasi karyawan melainkan hanya membantu mencegah adanya ketidakpuasan. Dalam hal ini juga berlaku pada faktor-faktor motivator, dan jika faktor motivator ada maka dapat memberikan motivasi dan kepuasan kerja pada tingkatan yang lebih tinggi
Berdasarkan artikel The Match Between Motivation And Performance Management Of Health Sector Workers In Mali, peneliti mendapatkan beberapa faktor motivasi yang mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan di Mali yang diperoleh dari 370 responden dari tiga daerah yang terbagi pada empat level pekerja yaitu insentif, arahan kerja, kelanjutan pendidikan, pengawasan, penilaian kinerja, penghargaan dan pengembangan karir. Hasil dari penelitian tersebut didapat bahwa selain gaji atau insentif terdapat tanggung jawab, pelatihan dan pengakuan yang mendapat nilai di atas rata-rata. Kemudian menurut pekerja kesehatan dan para manajer pada semua level pekerja yang menjadi demotivasi adalah kurangnya alat untuk bekerja dan kurangnya pengakuan, staf pada level masyarakat protes terhadap manajemen yang buruk sebagai contoh peraturan yang  selalu tidak jelas.
Berdasarkan hasil dari penelitian maka jelaslah bahwa teori herzberg terbukti. Kepuasan kerja tenaga kesehatan tidak hanya terletak pada gaji atau insentif saja tapi juga terletak pada taggungjawab, pelatihan, pengakuan serta manajemen yang baik. Hal tersebut yang dapat memotivasi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kinerja mereka. bagi manajer, teori herzberg dapat menjadi cara dalam berfikir tentang dua jenis motivasi dan untuk memilih strategi yang tepat dalam mengatasi masalah demotivasi. formulasi herzberg sangat sesuai untuk aktivitas sumber daya namun terlebih dahulu harus mengidentifikasikan faktor mana yang memotivasi tenaga kesehatan pada konteks tertentu.
Terkait dengan faktor higiene dan faktor motivator ada sebuah penelitian yang dilakukan di Malawi mengenai penyedia tingkat menengah (mid-level providers) pada penanganan obstetrik dan perawatan kesehatan bayi baru lahir dengan faktor yang mempengaruhi yaitu kinerja dan retensi. Penelitian tersebut menjabarkan bahwa entitas yang mendukung dalam mempresepsikan penyedia tingkat menengah adalah arahan kerja, manajemen dan supervisi, pelatihan dan kemajuan karir, insentif dan faktor retensi, keterbatasan sumber daya, motivasi dan status dengan penyedia pelayanan kesehatan lainnya. Hal tersebut sangat penting dalam meningkatkan kinerja MLP, mengingat Malawi merupakan daerah yang mempunyai angka kematian ibu dan bayi tertinggi di dunia.
Maka jelaslah bahwa kepuasan kerja didukung pada dua faktor motivasi yang saling berkaitan, jika hanya salah satu faktor yang berjalan makan kepuasan kerja tidak tercipata secara optimal sehingga kinerja yang dihasilkan tidak maksimal.




DAFTAR PUSTAKA
Dileman M, Toonen J, Toure H, Martineau T: The match between motivation and performance management of health sector workers in Mali. Human Resource Health 2006, 4:2
Herzberg Frederick : One more time: how do you motivate employees?. Harvad Business Review 2003. 81:87-96


Bradley Susan, McAuliffe Eilish: Mid-level providers in emergency obstetric and newborn health care: factors affecting their performance and retention within the malawian health system. Human Resources for Health 2009, 7:14

Nama : Syarifah Rina Mayasari
NIM : 13/357449/PKU/14112

No comments: